Spanduk “Undangan Perang” Gegerkan Flyover – Polisi Turun Tangan!

Arazone

Kutabalinews.com, Makassar – Sekelompok orang tidak dikenal (OTK) yang membawa senjata tajam dan busur panah tiba-tiba menggeruduk lima kampus di Kota Makassar pada Kamis (24/7/2025). Aksi ini memicu keresahan luas, dan kepolisian menyebut kemungkinan keterkaitan dengan kasus penikaman seorang aktivis beberapa hari sebelumnya.

Rombongan tersebut memasuki kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Islam Makassar (UIM), Universitas Dipanegara (Undipa), dan Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) secara silih berganti. Mereka datang secara konvoi menggunakan sepeda motor, beberapa mengenakan masker dan topeng, serta berteriak mencari mahasiswa asal Palopo sambil membawa senjata tajam di dalam kampus.

Aksi Intimidatif Tanpa Kerusakan Fisik

Sebelum memasuki perguruan tinggi, sebuah spanduk provokatif bertuliskan ajakan “perang terbuka” muncul di Flyover Jalan Urip Sumoharjo—menyasar satu organisasi daerah secara implisit. Polisi kini menelusuri pelaku pemasangan spanduk serta rekaman CCTV untuk mengungkap motif di balik insiden tersebut.

Di dalam kampus, rombongan terus bergerak tanpa melakukan perusakan. Petugas keamanan mencatat tidak ada korban fisik, hanya ketegangan yang membuat mahasiswa dan staf kampus terguncang. Seorang saksi menyebut gerombolan itu hanya berkeliling dan dicurigai mencari individu tertentu, lalu segera meninggalkan lokasi tanpa insiden kerusakan atau penyerangan fisik.

Dugaan Terkait Penikaman Aktivis

Polisi kini mengkaji dugaan hubungan antara kedatangan rombongan OTK dan kasus penikaman seorang aktivis berinisial K, yang terjadi di daerah Karunrung, Kecamatan Rappocini pada 16 Juli lalu. Korban merupakan mahasiswa aktif dalam lembaga aksi publik. Hingga kini pelaku penikaman belum teridentifikasi, dan penyelidikan kasus oleh pihak berwenang masih berlangsung.

Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan hukum bagi siapa pun yang melakukan provokasi atau mengajak kekerasan. Polisi juga mengimbau agar masyarakat dan kalangan kampus tidak terpancing untuk melakukan aksi konfrontatif.

Upaya Kepolisian dan Tindakan Preventif

Polisi telah menyiagakan tim untuk memantau kampus yang terdampak—UNM dan Unismuh—dan melakukan patroli internal sepanjang hari. Rekaman CCTV dipelajari untuk identifikasi pelaku, sementara pengurus kampus diminta menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan universitas.

Personel kepolisian dibagi menjadi empat tim untuk patroli, memantau kemungkinan serangan lanjutan, dan mencegah eskalasi konflik antar kelompok.

Share This Article
Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version