Kutabalinews.com, Jakarta – Dunia teknologi kembali dihebohkan dengan kabar dari raksasa perangkat lunak, Microsoft. Meskipun gencar melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya secara global, perusahaan ini justru menawarkan gaji fantastis bagi para ahli di bidang kecerdasan buatan (AI).
Fenomena ini menjadi sorotan, mengingat perusahaan teknologi lainnya juga berlomba-lomba mencari talenta terbaik di sektor AI.
Putaran PHK terbaru yang terjadi pada awal Juli ini telah memengaruhi sekitar 9.000 karyawan Microsoft di berbagai belahan dunia. Sebagian besar karyawan yang terdampak berasal dari divisi penjualan tradisional, yang kini posisinya digantikan oleh staf penjualan teknis. Perubahan strategi ini dilakukan untuk mengoptimalkan penjualan alat berbasis teknologi AI yang semakin berkembang pesat.
Namun, di tengah gelombang PHK, Microsoft secara agresif merekrut karyawan baru, khususnya untuk talenta yang sesuai dengan pengembangan AI perusahaan. Ini menunjukkan komitmen Microsoft dalam memperkuat posisinya di garis depan inovasi AI, sebuah sektor yang diprediksi akan menjadi tulang punggung ekonomi digital di masa depan.
Banyak yang menyoroti bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Microsoft untuk beradaptasi dengan lanskap teknologi yang terus berubah dan memanfaatkan potensi besar dari kecerdasan buatan.
Microsoft: PHK Massal di Tengah Perekrutan Talenta AI Mahal
Microsoft telah menjadi salah satu perusahaan teknologi yang paling aktif dalam melakukan restrukturisasi karyawan belakangan ini. Meski tercatat melakukan PHK pada sekitar 9.000 karyawannya di awal Juli 2025, langkah ini diiringi dengan fokus yang jelas pada rekrutmen talenta di bidang kecerdasan buatan (AI). Transformasi ini mencerminkan pergeseran prioritas strategis Microsoft, dari penjualan konvensional menuju adopsi teknologi berbasis AI yang lebih mendalam.
Perusahaan ini dikabarkan sangat agresif dalam menarik talenta AI dengan iming-iming gaji yang jauh lebih tinggi dibandingkan divisi lainnya. Hal ini sejalan dengan laporan dari Business Insider yang memperoleh dokumen internal Microsoft tahun 2024. Dokumen tersebut mengungkap bahwa Microsoft bahkan mengizinkan manajer untuk memberikan bonus retensi kepada karyawan, terutama mereka yang memiliki kontribusi signifikan dalam proyek-proyek AI.
Bocoran Gaji Karyawan Microsoft: Software Engineer hingga Rp4,6 Miliar
Dokumen internal Microsoft yang diungkap Business Insider juga memaparkan besaran gaji pokok karyawan, khususnya bagi mereka yang direkrut dari luar negeri. Seorang Software Engineer di Microsoft, misalnya, dilaporkan menerima gaji pokok hingga 284.000 dollar AS per tahun, atau setara dengan sekitar Rp4,6 miliar. Angka ini terbilang sangat kompetitif di industri teknologi global.
Sementara itu, manajer produk juga menerima gaji yang tak kalah fantastis, mencapai 250.000 dollar AS per tahun, atau sekitar Rp4 miliar. Angka-angka ini, menurut Business Insider, cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan gaji karyawan di divisi lain. Namun, rincian mengenai besaran gaji pokok pegawai Microsoft di divisi non-AI tidak diuraikan secara spesifik dalam laporan tersebut.
Perlu dicatat bahwa angka-angka gaji yang disebutkan di atas hanya mencakup gaji pokok dan belum termasuk tunjangan bonus atau kepemilikan saham yang biasanya menjadi bagian dari paket kompensasi karyawan di perusahaan teknologi besar seperti Microsoft.
Berikut adalah daftar rincian gaji karyawan Microsoft per tahun (data 2024) dari berbagai posisi, dirangkum dari Business Insider:
Silicon Engineering: $116.334–$275.000 (sekitar Rp1,90 miliar – Rp4,48 miliar)
Software Engineering: $82.971–$284.000 (sekitar Rp1,35 miliar – Rp4,63 miliar)
Customer Experience Engineering: $126.422–$239.585 (sekitar Rp2,06 miliar – Rp3,91 miliar)
Hardware Engineering: $136.000–$270.641 (sekitar Rp2,22 miliar – Rp4,41 miliar)
Applied Sciences: $127.200–$261.103 (sekitar Rp2,07 miliar – Rp4,25 miliar)
Site Reliability Engineering: $135.100–$236.670 (sekitar Rp2,20 miliar – Rp3,86 miliar)
Digital Cloud Solution Architecture: $155.085–$217.589 (sekitar Rp2,53 miliar – Rp3,55 miliar)
Data Science: $121.200–$274.500 (sekitar Rp1,97 miliar – Rp4,47 miliar)
Customer Solutions Architecture: $122.730–$225.000 (sekitar Rp2,00 miliar – Rp3,67 miliar)
Product Management: $122.800–$250.000 (sekitar Rp2,00 miliar – Rp4,08 miliar)
Business Planning: $117.200–$201.900 (sekitar Rp1,91 miliar – Rp3,29 miliar)
Product Design: $125.100–$208.058 (sekitar Rp2,04 miliar – Rp3,39 miliar)
Data Engineering: $144.855–$264.000 (sekitar Rp2,36 miliar – Rp4,30 miliar)
Technical Program Management: $120.900–$238.000 (sekitar Rp1,97 miliar – Rp3,88 miliar)
Cloud Solution Architecture: $130.000–$207.285 (sekitar Rp2,12 miliar – Rp3,38 miliar)
Electrical Engineering: $138.995–$247.650 (sekitar Rp2,27 miliar – Rp4,03 miliar)
Demand Planning: $147.000–$204.550 (sekitar Rp2,39 miliar – Rp3,33 miliar)
Cloud Network Engineering: $122.700–$220.716 (sekitar Rp2,00 miliar – Rp3,60 miliar)
Business Program Management: $102.380–$195.100 (sekitar Rp1,67 miliar – Rp3,18 miliar)
Data Center Operations Management: $115.000–$176.900 (sekitar Rp1,87 miliar – Rp2,88 miliar)
Data Analytics: $132.385–$205.000 (sekitar Rp2,16 miliar – Rp3,34 miliar)
Customer Experience Program Management: $141.865–$201.508 (sekitar Rp2,31 miliar – Rp3,29 miliar)
Technology Specialists: $168.800–$200.000 (sekitar Rp2,75 miliar – Rp3,26 miliar)
Business Analytics: $159.300–$191.580 (sekitar Rp2,59 miliar – Rp3,12 miliar)
Research, Applied and Data Sciences: $85.821–$208.800 (sekitar Rp1,40 miliar – Rp3,40 miliar)
Supply Planning: $131.300–$193.270 (sekitar Rp2,13 miliar – Rp3,15 miliar)
UX Research: $138.560–$177.148 (sekitar Rp2,26 miliar – Rp2,89 miliar)
Solution Area Specialists: $144.000–$209.300 (sekitar Rp2,35 miliar – Rp3,41 miliar)
Construction Project Management: $150.000–$193.690 (sekitar Rp2,45 miliar – Rp3,16 miliar)
Research Sciences: $146.054–$208.000 (sekitar Rp2,38 miliar – Rp3,39 miliar)
Product Marketing: $113.350–$213.200 (sekitar Rp1,85 miliar – Rp3,47 miliar)
Service Engineering: $130.080–$182.500 (sekitar Rp2,12 miliar – Rp2,98 miliar)
Technical Support Advisory: $114.290–$153.984 (sekitar Rp1,86 miliar – Rp2,51 miliar)
Technical Support Engineering: $80.371–$176.606 (sekitar Rp1,31 miliar – Rp2,88 miliar)
Financial Analysis: $91.100–$213.800 (sekitar Rp1,49 miliar – Rp3,49 miliar)
Masa Depan Microsoft dan Strategi AI
Langkah Microsoft untuk memangkas ribuan karyawan sambil secara agresif merekrut talenta AI menunjukkan arah strategis yang jelas. Perusahaan ini tampaknya berinvestasi besar-besaran untuk menjadi pemimpin di bidang kecerdasan buatan, yang merupakan kunci untuk inovasi produk dan layanan di masa depan. Fokus pada AI juga terlihat dari investasi Microsoft yang mencapai Rp65 triliun untuk sekolah dan pendidikan AI.
Strategi ini bukan hanya tentang pengembangan produk, tetapi juga tentang membentuk ulang tenaga kerja Microsoft agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasar yang berkembang. Pergeseran ini mungkin menciptakan ketidakpastian bagi sebagian karyawan, tetapi juga membuka peluang besar bagi mereka yang memiliki keahlian di bidang AI dan teknologi terkait. (*)
