Kutabalinews.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia kembali memperkuat lini pertahanan udara nasional dengan resmi menandatangani kontrak pembelian 48 unit jet tempur generasi kelima KAAN dari Turki. Penandatanganan berlangsung dalam ajang International Defence Industry Fair (IDEF) 2025 yang digelar di Istanbul pada Sabtu, 26 Juli 2025, dan turut disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin.
Langkah strategis ini tidak hanya bertujuan memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam kerja sama jangka panjang antara Indonesia dan Turki di bidang teknologi militer. Dalam keterangannya pada Senin (28/7/2025), Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang, menegaskan bahwa pembelian ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan Government-to-Government (G2G) yang telah ditandatangani sebelumnya pada 11 Juni 2025.
Transfer Teknologi dan Penguatan Industri Lokal
Dalam penjelasannya, Frega menegaskan bahwa kontrak pembelian 48 unit jet tempur KAAN bukan sekadar pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), melainkan bagian dari strategi nasional memperkuat industri pertahanan dalam negeri. Melalui kerja sama ini, Indonesia tidak hanya mendapatkan pesawat tempur canggih, tetapi juga peluang besar untuk membangun basis produksi dan pengembangan teknologi militer di tanah air.
“Basis industri lokal yang akan dibentuk di Indonesia diharapkan menjadi bukti nyata dari kemitraan yang saling menguntungkan dan berlandaskan pada persahabatan,” ujar Frega.
Lebih dari itu, ia menyampaikan bahwa kolaborasi Indonesia-Turki dalam proyek pertahanan ini mencerminkan hubungan bilateral yang semakin erat. Menurutnya, sinergi ini tidak hanya sebatas diplomasi militer, namun turut mencakup transfer teknologi dan peningkatan kapasitas manufaktur dalam negeri.
Jet Tempur KAAN, Simbol Modernisasi Militer RI
Jet tempur KAAN merupakan pesawat tempur generasi kelima yang dikembangkan oleh Turki dan dilengkapi dengan teknologi siluman (stealth), sistem avionik modern, serta kemampuan manuver tinggi. Pesawat ini digadang-gadang akan menjadi tulang punggung kekuatan udara Indonesia di masa mendatang.
Melalui unggahan di platform X, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menyatakan bahwa sebanyak 48 unit KAAN akan diproduksi di Turki dan dikirimkan secara bertahap ke Indonesia selama 10 tahun ke depan. Erdoğan juga menegaskan bahwa kesepakatan tersebut menjadi bentuk komitmen strategis antara dua negara sahabat.
Nilai Kontrak Tembus Rekor Ekspor Militer Turki
Mengutip sejumlah media internasional, nilai kontrak pembelian ini diperkirakan mencapai 10 miliar dolar AS, atau sekitar Rp162 triliun. Nilai tersebut merupakan rekor tertinggi dalam sejarah ekspor militer Turki, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara pembeli terbesar jet tempur KAAN saat ini.
Dalam kontrak ini, Indonesia juga akan terlibat aktif dalam proses produksi, khususnya di bidang teknologi dan manufaktur komponen pesawat. Sejumlah kemampuan produksi dalam negeri akan diberdayakan untuk mempercepat alih teknologi dan membangun ekosistem pertahanan yang mandiri.
Perkuat Kemandirian dan Kedaulatan Pertahanan
Kementerian Pertahanan menilai kerja sama ini sebagai langkah penting menuju kemandirian pertahanan nasional. Dengan keterlibatan langsung dalam proses produksi dan pengembangan, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan luar negeri dalam sektor pertahanan strategis.
Sebagaimana disampaikan Brigjen Frega, kolaborasi pertahanan ini mencerminkan visi jangka panjang pemerintah dalam mewujudkan industri pertahanan yang berdaya saing global. Ia juga menyatakan bahwa kemitraan dengan Turki merupakan bentuk sinergi antarnegara berkembang yang memiliki kepentingan bersama dalam menjaga stabilitas kawasan dan keamanan nasional.
Jet tempur KAAN akan menjadi pelengkap dari program modernisasi militer yang sebelumnya telah mencakup pembelian jet Rafale dari Prancis dan pengembangan jet tempur KF-21 Boramae bersama Korea Selatan. Dengan langkah ini, Indonesia berupaya membangun kekuatan udara yang responsif, fleksibel, dan berteknologi tinggi.
Dukungan Kelembagaan dan Keuangan
Sementara itu, di dalam negeri, sejumlah kalangan telah mengingatkan agar pengadaan jet tempur ini tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah diharapkan mengedepankan skema pembiayaan yang transparan dan berkelanjutan agar tidak mengganggu stabilitas fiskal nasional.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi mengenai struktur pembiayaan pembelian KAAN. Namun, sejumlah pihak mendesak Kementerian Pertahanan agar segera menyampaikan detail anggaran kepada DPR dan publik untuk menjamin akuntabilitas.
Pengadaan jet tempur KAAN dinilai sebagai lompatan besar dalam sejarah pertahanan udara Indonesia. Dengan strategi transfer teknologi dan penguatan industri lokal, pemerintah berharap kerja sama ini akan memberikan efek ganda: meningkatkan kapabilitas militer dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui industri pertahanan.
“Semoga kerja sama ini dapat mempererat hubungan Indonesia dan Turki, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mampu menjaga kedaulatan dan keamanan wilayahnya secara mandiri,” ujar Brigjen Frega dalam pernyataan resminya.
Jika implementasi proyek ini berjalan lancar dan sesuai target, maka dalam satu dekade ke depan Indonesia akan menjadi salah satu negara Asia Tenggara dengan sistem pertahanan udara paling modern.(*)
