Kutabalinews.com, Jakarta – Turnamen pramusim paling bergengsi di Tanah Air, Piala Presiden 2025, kini memasuki fase puncaknya. Dua klub dari luar negeri, Oxford United asal Inggris dan Port FC dari Thailand, sukses melaju ke babak final. Keduanya akan saling adu strategi dan kekuatan di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, pada Minggu malam, 13 Juli 2025, pukul 19.30 WIB.
Tak sekadar memperebutkan trofi, pertandingan final kali ini juga menjadi magnet perhatian publik karena nilai hadiah yang ditawarkan. Turnamen ini memberikan apresiasi luar biasa kepada para finalis dengan nominal uang yang jauh melebihi ekspektasi, bahkan mengungguli beberapa turnamen profesional di Eropa.
Kehadiran klub-klub asing serta nilai hadiah besar menjadi bukti bahwa Piala Presiden tak lagi hanya ajang pemanasan, melainkan simbol keseriusan Indonesia dalam membangun industri sepak bola yang kompetitif, profesional, dan mendunia.
Hadiah Juara Piala Presiden 2025 Melebihi Turnamen Eropa
Juara Piala Presiden 2025 akan membawa pulang hadiah uang tunai sebesar Rp5,5 miliar. Sementara itu, posisi runner-up pun tak kalah beruntung karena akan diganjar Rp3 miliar. Bahkan tim yang finis di peringkat ketiga dan keempat juga mendapatkan insentif besar, masing-masing senilai Rp2 miliar dan Rp1 miliar.
Adapun laga perebutan tempat ketiga digelar sehari lebih awal, yaitu pada Sabtu malam, 12 Juli 2025, antara Dewa United melawan tim Liga Indonesia All Star. Pertandingan tersebut menjadi pemanasan sebelum laga pamungkas digelar keesokan harinya.
Bandingkan dengan Carabao Cup atau Piala Liga Inggris musim 2024–2025, yang hanya menghadiahkan juara dengan nilai 100 ribu poundsterling atau setara Rp2,1 miliar, maka nominal Piala Presiden jauh lebih tinggi. Perbedaan signifikan ini memperlihatkan tingginya komitmen penyelenggara dalam memajukan sepak bola nasional.
Sepak Bola Indonesia Kian Serius Menatap Kancah Internasional
Piala Presiden bukan sekadar turnamen lokal, melainkan ajang uji kekuatan yang kini telah menjangkau level internasional. Kehadiran tim seperti Oxford United dan Port FC menunjukkan bahwa event ini semakin dipandang serius oleh klub luar negeri.
Keterlibatan mereka menjadi tolok ukur penting bagi klub-klub lokal untuk meningkatkan kualitas permainan, manajemen tim, dan strategi di lapangan. Turnamen ini pun menjadi kesempatan emas bagi pelatih dalam menguji formasi terbaik sebelum memasuki kompetisi resmi seperti Liga 1.
Kualitas pertandingan yang ditampilkan, atmosfer stadion yang meriah, serta antusiasme penonton daring menjadi indikator bahwa gairah sepak bola di Indonesia terus tumbuh secara positif.
Cedera dan Drama di Fase Grup
Turnamen ini juga menyajikan drama di luar skor akhir. Pada pertandingan fase grup antara Arema FC dan Oxford United, insiden serius terjadi saat Ole Romeny, penyerang Oxford, mengalami cedera. Momen ini menyita perhatian publik dan menjadi pengingat kerasnya persaingan di Piala Presiden.
Sementara itu, tim Indonesia All Star harus puas bermain imbang 2-2 saat melawan Arema FC di laga fase grup pada 8 Juli 2025. Hasil tersebut menjadi bagian dari dinamika menarik sepanjang turnamen berlangsung.
Piala Presiden: Ajang Pramusim Bernuansa Profesional
Dikenal sebagai kompetisi pramusim, Piala Presiden kini menampilkan format yang makin profesional. Keikutsertaan tim-tim asing, besarnya nilai hadiah, dan peningkatan kualitas penyelenggaraan menjadi fondasi penting dalam membangun kepercayaan publik serta menarik minat sponsor.
Lebih dari sekadar turnamen, Piala Presiden kini menjadi benchmark bahwa Indonesia serius mengembangkan kompetisi sepak bola domestik menuju level Asia, bahkan global. Potensi besar ini bisa menjadi pijakan menuju era baru sepak bola nasional. (*)