Kutabalinews.com, Jakarta – Sebuah insiden tragis terjadi di kawasan Masjid Jakarta Islamic Center (JIC), Koja, Jakarta Utara, Kamis (24/7/2025) siang. Seorang remaja berusia 16 tahun dilaporkan meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai tiga gedung pusat pengkajian yang berada dalam kompleks masjid tersebut.
Peristiwa ini menjadi perhatian publik lantaran melibatkan anak di bawah umur dan terjadi di lingkungan rumah ibadah. Korban yang diketahui berinisial ASH diduga panik dan melompat setelah aksinya mencuri tembaga bekas di area renovasi masjid diketahui oleh petugas keamanan. Kasus ini pun memunculkan berbagai pertanyaan mengenai pengawasan lingkungan serta perlindungan terhadap remaja dari aktivitas yang membahayakan.
Menurut pihak kepolisian, kejadian bermula saat petugas keamanan JIC tengah melakukan patroli rutin di lokasi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPPIJ). Mereka memergoki dua remaja yang mencurigakan di area lantai tiga, yang merupakan sisa lokasi terdampak kebakaran.
Kronologi Insiden: Pengejaran hingga Aksi Nekat Melompat
Kapolsek Koja, Kompol Andry Suharto, menjelaskan bahwa kedua remaja tersebut—ASH dan AZL—terlihat mencurigakan dan ketika dihampiri oleh petugas, mereka melarikan diri ke lantai atas bangunan. Salah satu remaja, yakni ASH, diduga panik hingga memutuskan melompat dari lantai tiga.
“Remaja ini panik saat diketahui mencuri dan memilih berlari menuju tembok pembatas. Ia lalu nekat melompat dari lantai tiga dan akhirnya meninggal di tempat,” ujar Kompol Andry Suharto, Jumat (25/7).
Sementara itu, rekan korban, AZL, berhasil diamankan oleh petugas dan telah diserahkan kepada pihak keluarga. Dalam keterangannya, AZL sempat mengira ASH berhasil melarikan diri karena tidak melihatnya setelah mereka berpencar saat kabur.
Jenazah ASH ditemukan oleh seorang petugas pemotong rumput yang kemudian segera melaporkan hal tersebut kepada sekuriti JIC.
Area Renovasi Jadi Sasaran Pencurian
Bangunan lantai tiga yang menjadi lokasi kejadian diketahui belum difungsikan kembali pascakebakaran yang melanda masjid tersebut beberapa waktu lalu. Di area itu masih terdapat pelapis kubah dari bahan tembaga dan kuningan, yang diduga menjadi target pencurian.
Petugas keamanan yang mengejar AZL tidak sempat menyadari bahwa ASH telah melompat. Kejadian ini baru diketahui setelah tubuh ASH ditemukan tergeletak dalam kondisi tidak bernyawa.
Hingga kini, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap lokasi kejadian dan memeriksa sejumlah saksi untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.
Tinjauan Kriminologi dan Perlindungan Anak
Peristiwa remaja jatuh dari lantai tiga Masjid JIC ini tidak hanya meninggalkan duka, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan hukum. Keterlibatan anak di bawah umur dalam dugaan tindak kriminal memunculkan kekhawatiran terkait pengawasan dan pembinaan remaja di lingkungan masyarakat.
Pakar kriminologi dari Universitas Indonesia, dalam berbagai kesempatan sebelumnya, telah menekankan pentingnya pencegahan dini melalui pendidikan karakter, pengawasan lingkungan, dan dukungan sosial bagi anak-anak yang rentan.
Diharapkan pihak berwenang tidak hanya fokus pada proses hukum, namun juga memperkuat pendekatan edukatif dan preventif untuk mencegah kasus serupa terulang kembali.
Masjid JIC dan Proyek Renovasi Pascakebakaran
Masjid Jakarta Islamic Center merupakan salah satu pusat keislaman terbesar di ibu kota yang pernah mengalami kebakaran hebat pada tahun 2022 silam. Proses renovasi masih berlangsung hingga kini, terutama di bagian kubah dan lantai atas gedung utama.
Area yang masih dalam tahap perbaikan ini disebut-sebut tidak dijaga secara intensif setiap saat, sehingga berpotensi menjadi sasaran pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Polisi juga tengah menelaah sistem keamanan yang diterapkan di area renovasi tersebut, guna mencegah kejadian serupa.
Dorongan Penyelidikan yang Transparan dan Berbasis Data
Pihak kepolisian Koja memastikan akan mengusut tuntas peristiwa ini secara menyeluruh. Termasuk meninjau kamera pengawas jika tersedia, serta melakukan pemeriksaan forensik terhadap jenazah dan lokasi kejadian.
“Penyelidikan akan terus kami lakukan untuk mengetahui secara pasti kronologi dan motivasi pelaku,” ujar seorang penyidik kepada awak media.
Pihak keluarga korban juga disebut telah dihubungi dan dimintai keterangan sebagai bagian dari proses investigasi.
Kematian tragis seorang remaja di kawasan Masjid Jakarta Islamic Center menjadi pengingat bahwa pengawasan dan perlindungan terhadap anak di bawah umur harus diperkuat. Fenomena ini tidak semata soal pelanggaran hukum, tetapi juga tentang kegagalan sistem sosial dalam membentuk perilaku yang sehat di kalangan remaja.
Masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan diharapkan bisa bekerja sama membangun lingkungan yang lebih aman dan suportif bagi generasi muda.
Pihak berwenang juga diimbau untuk meningkatkan pengamanan di lokasi-lokasi yang rentan, termasuk area pembangunan, untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.(*)