KutaBaliNews.comKutaBaliNews.comKutaBaliNews.com
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Bali
    • Daerah
      • Jakarta
      • Makassar
      • Papua
    • Internasional
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Loker & Karier
    • Properti & Investasi
    • UMKM
  • Pendidikan
    • Beasiswa
  • Gaya Hidup
    • Fashion & Kecantikan
    • Kesehatan
    • Wisata & Travel
  • Hiburan
    • Anime & Komik
    • Film & Televisi
    • Musik
    • Selebriti
  • Olahraga
    • Sepak Bola
  • Teknologi
    • Gadget
    • Game
Membaca Jenis Video YouTube yang Tak Bisa Diuangkan Mulai 15 Juli 2025, Ini Panduan Resmi untuk Kreator
Bagikan
Font ResizerAa
KutaBaliNews.comKutaBaliNews.com
Font ResizerAa
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Teknologi
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Bali
    • Daerah
    • Internasional
  • Ekonomi
    • Keuangan
    • Loker & Karier
    • Properti & Investasi
    • UMKM
  • Pendidikan
    • Beasiswa
  • Gaya Hidup
    • Fashion & Kecantikan
    • Kesehatan
    • Wisata & Travel
  • Hiburan
    • Anime & Komik
    • Film & Televisi
    • Musik
    • Selebriti
  • Olahraga
    • Sepak Bola
  • Teknologi
    • Gadget
    • Game
Follow US
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kebijakan
  • Kontak
  • UU Pers
© Kutabalinews.com. All Rights Reserved.
BeritaGadgetTeknologi

Jenis Video YouTube yang Tak Bisa Diuangkan Mulai 15 Juli 2025, Ini Panduan Resmi untuk Kreator

Audy Putri
Terakhir update Juli 16, 2025 10:01 am
Audy Putri 3 minggu lalu
Bagikan
Jenis Video YouTube yang Tak Bisa Diuangkan
Bagikan

Kutabalinews.com, Jakarta – Mulai 15 Juli 2025, para kreator konten di YouTube harus bersiap menghadapi perubahan besar dalam program monetisasi. Platform berbagi video milik Google itu resmi memperketat kebijakan mengenai jenis konten yang memenuhi syarat untuk menghasilkan uang.

Isi Artikel
Konten Tidak Otentik Terancam Diblokir MonetisasinyaKonten yang Masih Bisa DimonetisasiApakah Video Berbasis AI Aman?Alasan di Balik Kebijakan IniKreator Wajib Pantau Status KanalPanduan Adaptasi Bagi Kreator Konten

YouTube menargetkan peningkatan kualitas tayangan dengan cara menolak monetisasi terhadap video yang dianggap tidak otentik atau minim nilai tambah.

Langkah ini sejalan dengan upaya YouTube dalam menekan penyebaran video repetitif, hasil duplikasi, hingga konten daur ulang yang tak memberikan nilai baru bagi penonton.

Konten Tidak Otentik Terancam Diblokir Monetisasinya

Dalam pembaruan kebijakan yang dipublikasikan melalui laman Google Support, YouTube menjelaskan bahwa jenis video yang tergolong “tidak otentik” atau inauthentic content tidak lagi memenuhi syarat untuk dimonetisasi. Artinya, meski sebuah video tidak terkena pelanggaran hak cipta, kanal tersebut tetap bisa dicabut hak monetisasinya bila kontennya dianggap tidak layak.

Beberapa kategori video yang masuk daftar larangan monetisasi, antara lain:

  1. Video narasi berulang tanpa variasi substansial antar-episode
  2. Slideshow gambar dengan teks atau musik tanpa komentar atau nilai edukatif
  3. Klip dari acara TV, film, atau kreator lain yang hanya diunggah ulang
  4. Kompilasi lagu yang hanya diubah kecepatan atau nadanya
  5. Video dari platform lain yang diposting ulang massal tanpa narasi tambahan
  6. Konten reaksi non-verbal yang tidak memberi komentar atau opini
  7. Video dengan format template sama yang diproduksi berulang

YouTube memperingatkan bahwa pelanggaran ini berlaku pada level kanal, bukan hanya pada satu video tertentu. Artinya, jika sebuah kanal ketahuan berisi konten repetitif atau tanpa modifikasi signifikan, maka seluruh video dalam kanal tersebut berisiko kehilangan status monetisasi.

Baca Juga  8 Aplikasi Edit Video TikTok Pemula Gratis Tanpa Watermark: Mudah, Cepat, dan Tanpa Gangguan Logo!

Konten yang Masih Bisa Dimonetisasi

Meski kebijakan ini terdengar ketat, YouTube tetap membuka ruang bagi konten yang memang memiliki value atau interpretasi kreatif. Video akan tetap memenuhi syarat monetisasi apabila mengandung unsur transformasi, seperti:

  1. Review atau komentar terhadap video orang lain
  2. Reaksi dengan narasi atau penjelasan tambahan
  3. Video tutorial dengan penggunaan ulang klip turnamen disertai analisis
  4. Remix atau kolaborasi dengan visual/audio orisinal
  5. Konten reuse yang mengalami perubahan signifikan dari segi visual, suara, maupun alur

Selama penonton bisa melihat ada campur tangan kreator dalam proses kreatif, maka video tersebut dinilai layak untuk menghasilkan uang.

Apakah Video Berbasis AI Aman?

Pertanyaan ini sempat menjadi kekhawatiran di kalangan kreator yang kini makin sering menggunakan AI dalam produksi video. YouTube menegaskan bahwa pembaruan kebijakan ini tidak secara khusus menargetkan konten berbasis AI.

Namun, apabila AI digunakan untuk meniru video asli tanpa izin, seperti membuat trailer palsu atau deepfake, maka monetisasi tetap dapat dibatasi. AI tetap diperbolehkan selama konten yang dihasilkan memberikan cerita orisinal atau edukatif dengan nilai kreatif yang nyata.

Alasan di Balik Kebijakan Ini

YouTube menjelaskan bahwa pembaruan kebijakan ini dibuat demi menjaga integritas ekosistem kreator dan meningkatkan pengalaman menonton. Kanal yang berisi konten berulang dan tidak menarik dianggap membuat penonton frustrasi dan bisa menyebabkan mereka meninggalkan platform.

Dalam keterangan resminya, YouTube menyatakan:

“Penonton datang ke YouTube untuk melihat konten yang menarik dan bernilai. Kanal yang hanya berisi konten berulang bisa membuat penonton frustasi dan meninggalkan platform.”

Langkah ini juga menjadi respon terhadap lonjakan konten spam dan tayangan kualitas rendah yang dibuat secara massal dengan bantuan AI.

Baca Juga  Begini Cara Daftar Beasiswa LPDP Kemenpora 2025: Kesempatan Emas untuk Pelatih, Atlet, dan Fisioterapis

Kreator Wajib Pantau Status Kanal

Mulai 15 Juli 2025, semua kreator diimbau untuk memeriksa kembali seluruh isi kanal mereka melalui YouTube Studio. Status monetisasi serta pelanggaran kebijakan terbaru dapat dilihat secara langsung dari dasbor kanal masing-masing.

YouTube juga menyediakan panduan lengkap di halaman dukungan mereka mengenai jenis video YouTube yang tak bisa diuangkan. Transparansi ini diharapkan membantu kreator agar tetap berada dalam jalur yang benar saat membuat konten.

Panduan Adaptasi Bagi Kreator Konten

Bagi para kreator yang selama ini menggantungkan penghasilan dari program YouTube Partner Program (YPP), berikut beberapa kiat agar tetap bisa monetisasi secara aman:

  1. Hindari penggunaan ulang konten tanpa modifikasi besar
  2. Fokus pada narasi, edukasi, atau opini pribadi yang jelas
  3. Tambahkan unsur visual atau audio yang unik dan orisinal
  4. Pastikan setiap video memiliki tujuan atau pesan yang berbeda
  5. Gunakan AI sebagai alat bantu kreatif, bukan sebagai pengganti proses pembuatan konten

Kreator yang mengandalkan slideshow, narasi ulang dari sumber yang sama, atau kompilasi video dengan variasi minim, kini harus berbenah. Transformasi konten menjadi lebih kreatif dan informatif bukan lagi opsi, tapi keharusan.

Kebijakan terbaru YouTube tentang jenis video yang tak bisa diuangkan mulai 15 Juli 2025 menjadi sinyal kuat bahwa platform ini ingin menata ulang kualitas konten. Tujuannya adalah memberikan penghargaan hanya kepada kreator yang benar-benar berinovasi dan memberi nilai lebih kepada penonton. Kreator yang ingin bertahan dan berkembang di era baru ini wajib memahami arah perubahan serta beradaptasi secara bijak.(*)

Kamu mungkin suka

Mau Beli Rumah Bekas Pakai KPR? Begini Langkah dan Syaratnya!

Panduan Lengkap KPR Subsidi untuk PNS: Dari Syarat hingga Tips Lolos

Cara Blokir Nomor Telepon Tak Dikenal di HP dengan Cepat dan Efektif

10 Aplikasi Kolase Foto dan Video Gratis Banyak Template Keren di 2025

Diduga Bentak Warga Pelapor Pencurian, Briptu AL Diperiksa Propam Polrestabes Makassar

TAGGED:jenis video YouTube yang tak bisa diuangkankonten YouTube AImonetisasi YouTubepembaruan kebijakan YouTubeYouTube 2025
Share This Article
Facebook Twitter Email Print
Artikel sebelumnya Ratusan Kendaraan Menumpuk di Pelabuhan Gilimanuk Ratusan Kendaraan Menumpuk di Pelabuhan Gilimanuk, Penyeberangan ke Jawa Lumpuh Akibat Kapal Tak Beroperasi
Artikel selanjutnya Kode Redeem Zenless Zone Zero Terbaru Klaim Sekarang! Kode Redeem Zenless Zone Zero Terbaru Juli 2025: Dapatkan Polychrome dan Item Langka Gratis!
Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sumber informasi terpercaya untuk berita terkini di Bali dan Indonesia. Menyajikan kabar terbaru nasional, politik, ekonomi, gadget, keuangan, dan game secara faktual.

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kebijakan
  • Kontak
  • UU Pers

Find Us on Socials

KutaBaliNews.comKutaBaliNews.com
© kutabalinews.com. All Rights Reserved.
Go to mobile version
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?