masukkan script iklan disini
Organisasi Kepemudaan, dari DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh, beserta beberapa Aliansi mahasiswa Aceh, meminta operasional Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, untuk sementara waktu ditutup, agar mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) di Provinsi Aceh.
Pengharapan tersebut disampaikan oleh para pengurus DPD KNPI dan perwakilan Aliansi mahasiswa Aceh dalam pertemuan dengan pihak PT Angkasa Pura II dan SIM International Airport Community, Jumat (3/4).
Pertemuan dihadiri Komandan Lanud Sultan Iskandar Kolonel Pnb Hendro Arief H., S.Sos., serta Executive General Manager, Bandar Udara Internasional SIM, PT Angkasa Pura II Indra Gunawan. Acara dipusatkan di lobi Kantor PT Angkasa Pura II Bandar Udara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang.
Danlanud SIM, mengungkapkan penutupan atau pemberhentian sementara operasional Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda merupakan wewenang Pemerintah Pusat, dalam hal itu Kemenhub RI. "Untuk penutupan atau pemberhentian sementara operasional Bandara Internasional SIM, juga harus banyak aspek yang dipertimbangkan, baik aspek mikro maupun makro. Kemudian aspek manfaat serta mudharatnya, di samping harus diperhatikan level taktis maupun strategisnya. Bandar udara merupakan objek vital Nasional yang harus dipertimbangkan kelangsungan operasionalnya," pungkas Danlanud SIM.
“Secara umum dalam penanganan dan penanggulangan Covid-19, Bandara SIM sudah mengikuti standard WHO dan lebih aman, bila dibandingkan dengan penanganan yang dilakukan di pelabuhan maupun terminal bus, baik itu penanganan secara manual maupun otomatis,” jelasnya.
Lanjut dikatakan Danlanud SIM, terkait pencegahan penyebaran Covid-19 ini, instansi dan lembaga terkait yang ada di Bandara SIM juga sudah menerapkan semua aturan-aturan, seperti scan menggunakan thermo scan kepada setiap penumpang yang baru tiba melalui Bandara SIM. Apabila ada penumpang yang suhu tubuhnya lebih dari 37°C, maka penumpang tersebut langsung diamankan petugas Karantina Kesehat Pelabuhan (KKP) yang bertugas di bandara. Hal lainnya, juga disampaikam Danlanud SIM ini, untuk mengurangi melihat media sosial.
Sementara itu Executive General Manager, Bandar Udara Internasional SIM PT Angkasa Pura II, Indra Gunawan juga menjelasnkan. Saat ini operasional Bandara SIM sudah menurun dibandingkan beberapa bulan lalu sebutnya, dari sekitar 28 penerbangan sehari, saat ini hanya tinggal 5 penerbangan saja, berikut jumlah penumpang sebelumnya mencapai 2.800 orang per hari, kini hanya tinggal sekitar 400 orang per hari," terangnya.
Bahkan saat ini, sudah ada maskapai yang menghentikan sementara operasional penerbangannya ke Aceh, yakni Air Asia dan Firefly untuk jalur penerbangan Internasional. “Banyak
pertimbangan yang harus dipertimbangkan untuk menutup atau menghentikan sementara operasional bandara, salah satunya dari sisi kemanusiaan.
Lalu Bandara Internasional SIM merupakan bandara internasional, selain sebagai pelayanan juga sebagai alternate aerodrome yang melayani penerbangan domestik maupun internasional yang mengalami emergency,” tegasnya.
Ia pun mengatakan kewenangan buka tutup sebuah bandara tersebut menjadi sebuah kewenangan penuh Menteri Perhubungan RI. Terkait dengan surat dari Bupati Aceh Besar kepada Menhub RI, sampai dengan saat ini masih belum ada jawaban, di samping pihaknya juga akan terus memonitor perkembangannya.
Terkait adanya surat edaran dari Plt. Gubernur Aceh berkaitan dengan pembatasan jam malam, kami dari pihak Bandara Internasional SIM sudah mengusulkan kepada Kemenhub RI untuk melakukan pengurangan jam operasi atau operating hours di Bandara SIM yang sebelumnya mulai pukul 06.00 sampai 22.00 WIB, diusulkan menjadi mulai pukul 08.00 sampai 18.00 WIB.
Sementara itu Ketua DPD KNPI Aceh, Wahyu Saputra SH mengungkapkan maksud dan tujuan kedatangan pihaknya bersama di Bandara SIM, bukan untuk melancarkan unjuk rasa. Tapi hanya untuk menyampaikan surat pada pihak Bandara Internasional SIM yang nantinya pihaknya berharap agar diteruskan kepada Kemenhub RI.
“Kami paham kewenangan untuk menutup operasional bandara ada di Kemenhub RI. Kami juga paham tidak mungkin bandara akan ditutup, tetapi kedatangan kami ini hanya untuk meneruskan adanya kekhawatiran pada masyarakat tentang penyebaran virus Corona (Covid-19) ini,” sebutnya.
Munculnya pemberitaan tentang masyarakat yang eksodus dari Malaysia ke Indonesia yang datang dari Jakarta, Medan, ke Banda Aceh, di mana daerah itu saat ini masuk dalam zona merah, alasan itulah yang mendasari pihaknya mengirim surat itu.
“Dengan adanya penjelasan dan arahan yang diberikan Danlanud SIM dan G.M Bandara, maka kekhawatiran kami tentang kerawanan penyebaran Covid-19 melalui Bandara SIM mulai berkurang.
Kita akan berupaya untuk menjelaskannya kepada rekan-rekan serta akan membantu menyosialisasikan kepada masyarakat Aceh, bahwa penanganan penumpang untuk mengatasi Covid-19 di Bandara SIM lebih aman, bila dibandingkan dengan penanganan yang ada di pelabuhan maupun terminal-terminal.
Kami menaruh harapan kepada pihak Bandara SIM, agar ke depannya bisa lebih ketat dan lebih aman dalam menangani orang atau penumpang yang menggunakan fasilitas di Bandara SIM. Tujuannya, kata Wahyu, untuk meminimalisir terjadinya penyebaran virus ini. “Kami juga berharap surat kami ini bisa diteruskan oleh pihak Bandara Internasional SIM kepada Kemenhub RI,” pungkasnya.
Pertemuan Pengurus DPD KNPI, perwakilan sejumlah aliansi mahasiswa Aceh dengan pihak PT Angkasa Pura II dan Sultan Iskandar Muda International Airport Community serta Danlanud SIM itu turut dihadiri Kadisops Lanud SIM, Letkol Pas Agung Setyo Budi S.H, Dansatpom Lanud SIM, Mayor Pom Atut Pambudi, S.H, Kepala Intelijen Lanud SIM, Mayor Sus Indra Paulus, S.I.P, Dankipan C Yonko 469 Paskhas, Kapten Pas Alis Andi Cahyono, STr (Han), Danramil 21/Blang Bintang, Kapten Arh Hamka Siregar serta Kapolsek Kuta Baro, AKP Hadriman, S.Sos.
Di samping itu juga hadir Manager of Airport Operation Service, Bandar Udara Internasional SIM, PT Angkasa Pura II, Surkani, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III A, Kota Banda Aceh, Nuryanto, SKM, Mars, para station manager masing-masing penerbangan yang beroperasi di Bandar Udara SIM.
Juga Perwakilan masing-masing Aliansi antar OKP, para Mahasiswa juga Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Anti Narkoba (DPP IKAN) Aceh, Syahrul Maulidi S.E, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Aceh Besar, Nanas Maulana, Sekretaris Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ka'bah (PW-GPK) Aceh, Syarif Hidayatullah, SE.
Hadir juga Presiden BEM UIN Ar-Raniry, Reza Hendra Putra, Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Aceh, Muhardi Siddiq JB serta Ketua Umum Gerakan Pemuda Islam (GPI) Aceh, Subchan Saputra. ***